Festival 8 Makassar atau yang bisa disingkat F8 Makassar adalah Acara tahunan Kota Makassar yang menampilkan ragam pesona Kota Makassar yang serba huruf F, yakni:
- Fashion
- Fine Arts
- Fiction Writers & Font
- Food
- Film
- Flora & Fauna
- Fusion Musics
- Folks
Festival 8 Makassar atau yang bisa disingkat F8 Makassar adalah Acara tahunan Kota Makassar yang menampilkan ragam pesona Kota Makassar yang serba huruf F, yakni:
MAKASSAR KOTA DUNIA
cipt : Wawan Soer/Uya Jadnsugy
BENTANG ALAM NAN SUBUR TERANGKAI
INDAH CAHAYA MATA ALAM TERURAI
ANUGERAH MAKASSAR UNTUK PERTIWI
ANUGERAH ILLAHI UNTUK INDONESIA
SEMILIR ANGIN MAMMIRI MENYAPU HARI
MENAMBAH SEJUK SAMBUT MENTARI
TERIRING SALAM UTK PERTIWI
PERSEMBAHAN ABADI UTK MENGABDI
REFF
MAKASSARKU OH MAKASSARKU
SATU CINTA UNTUK DUNIA
MAKASSARKU OH MAKASSARKU
TANDA CINTA BAKTI NEGERI
MAKASSARKU OH MAKASSARKU
KOTA NYAMAN UNTUK DUNIA
MAKASSARKU OH MAKASSARKU
NEGERI ELOK RAMAH SEJAHTERA
Opening Festival 8 Makassar 2022 |
Posted on Minggu, 24 Juli 2022
Beberapa tahun belakangan ini, dompet lebih
banyak dihuni oleh kartu ATM dan kartu-kartu membership, ketimbang uang.
Bukannya karena carru’ ya (padahal iya),
tapi lebih aman begini menurutku pribadi. Mana baru-baru ini uangnya suka tercecer,
entah dikantongin lah atau di masukkan begitu saja kedalam tas, tau-tau hilang,
mungkin tanpa sadar uangnya terikut begitu saya ambil barang dari dalam tas
atau merogoh saku saat handphone juga ada di dalam saku celana, Jadi begitu
butuh uang dikit, mending langsung ke ATM (Anjungan Tunai Mandiri) saja. Secara, sekarang ATM ada dimana
mana dan terkoneksi satu sama lain. setelah ATM muncullah Mobile Banking, keduanya masuk dalam transaksi
Nah muncullah
istilah transaksi cashless. Yang membuat
jumlah uang di dompet lebih sedikit dari yang tersimpan di kartu (biar
tidak ketahuan carru’nya lagi
hahahaha), sementara punya anak kecil yang lagi hobi jajan di warung
rumah nenek ternyata membuat plus minus,
plusnya anaknya bisa tidak jadi
jajan, minusnya anaknya kalau rewelnya
kumat bisa buat darting alias darah
tinggi kalau tak keturutan jajan karena cashless.
Karena disaya jangankan puluhan ribu uang ribuanpun jarang bertengger di
dompet.
Ya sudahlah
mari tinggalkan segala alasan-alasan yang masuk akal di atas (ehh!)
Disadari, perkembangan
teknologi makin hari makin maju dan bertumbuh pesat. Efeknya banyak kemudahan
yang banyak dimanfaatkan dengan teknologi. Digitalisasi mendorong perbankan melakukan
sejumlah transformasi dalam menjamin layanan keuangan yang prima kepada nasabah, Bayangkan hanya dari smartphone kita bisa melakukan banyak
hal seperti belanja online, bayar ojek online, hingga mengirim uang tanpa perlu
repot pergi ke bank. Nah, alasan-alasan di ataslah itu yang dinamakan cashless society atau berarti masyarakat
tanpa uang tunai.
Tapiiii…ada tapinya lagi nih disaya, kok akhir-akhir ini saya lebih aktif buat checkout-checkout keranjang belanjaan online ya? Dikit-dikit transfer…dikit-dikit transfer, belum lagi scroll sosial media eh ketemu toko langganan yang lagi Live Sale (tepok jidat ampe rata!).
Kemarin nih, saya hadir di acaranya Bank Sampoerna, dalam
rangka menyaksikan undian Grand Prize untuk produk tabungan unggulan Sampoerna
Mobile Saving (SMS). Nah ini nih keuntungan dari cashless banyak undiannya! Saya
akui, jadi bagian dari cashless society itu banyak keuntungannya. Lebih
ringkes, lebih efektif dan efisien, dan lebih aman. Salah satunya Sampoerna Mobile Banking(SMB), layanan keuangan perbankan Bank Sampoerna berbasis aplikasi yang dapat
digunakan nasabah melalui berbagai gawai untuk melakukan berbagai kegiatan
finansial. Mobile Banking versi terbaru dari Bank Sahabat Sampoerna yang
telah diluncurkan pada awal tahun 2022 dengan produk tabungan unggulan
Sampoerna Mobile Saving (SMS) yang memiliki banyak keunggulan, diantaranya
:
ü Buka rekening mudah cukup
dengan smartphone & bebas biaya admin bulanan
ü Transfer ke bank lain
murah
ü Nabung, bisa menang undian
berhadiah
ü Ikuti program menarik
setiap bulan
ü Kirim uang cukup ke nomor
HP
ü Bayar dan beli tanpa ribet
ü Top up e-wallet
ü Transaksi menggunakan QRIS
ü Tarik tunai secara gratis
di ATM mana pun (30x/bulan)
ü Aman, dijamin LPS dan
diawasi OJK
Sampoerna MobileBanking (SMB)
begitu diminati karena dirasa lebih efisien, praktis, cepat, serta mudah, belum
lagi penawaran-penawaran menarik yang disuguhkan Sampoerna Mobile Banking (SMB) membuat kita lebih yakin tidak perlu repot lagi untuk membawa
uang tunai dalam jumlah banyak ketika berpergian. Cukup save money today dan kita
siap menggunakannya jika perlu.
Diacara Bank Sampoerna kemarin, adalah penarikan grand prize Sampoerna Mobile Saving bertema Sultan Dadakan SulSelBar periode poin April-Juni 2022, Undian berhadiah tersebut akan terus dilaksanakan Bank Sampoerna sepanjang tahun, spesial bagi nasabah setia Sampoerna Mobile Banking (SMB).
Grand Prizenya berhadiah utama 100juta wow! Pemenangnya dari DKI Jakarta, pemenang Door Prize berupa 1 unit Sepeda Motor dimenangkan oleh seorang pemuda asal Makassar, beruntung sekali para pemang malam itu, masya Allah. Total undian malam itu senilai 300juta, Fantastis!
Tidak ada salahnya menyimpan dana di Sampoerna Mobile Saving dan mendapat berbagai benefit dari fitur-fitur yang ada di SMB. Dengan menjadi nasabah loyal, semakin besar juga peluangnya untuk mendapatkan sejumlah hadiah menarik dan undian sepanjang tahun yang dilakukan perusahaan. Mayan kan ya!
The River Malino, salah satu pilihan tempat wisata yang berada di Kawasan Baulapisi Kota Malino yang berada di Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan.
The River Malino berhasil mencuri perhatian melalui konten-konten yang dibuat oleh pengunjungnya di akun instagram mereka, saya termasuk salah satunya, dan ingin menceritakan pengalaman saya saat berada di The River Malino.
The River Malino masih satu kawasan dengan Bamboo Park Malino, sepertinya tempat ini disuplap deh, setahun yang lalu saya sempat ke kawasan ini dan belum melihat kehadiran tempat ini, tapi sekarang tempat ini sangat ramai pengunjung, awalnya saya sempat membatalkan untuk masuk karena sepintas dari depan tempat ini hanya berupa bangunan modern yang didesain se-instragamable mungkin, saya berfikir buat apa masuk sini kalau coma mau foto-foto dengan hiasan-hiasan seperti itu, terlebih saat melihat ulasan di google tempat ini tidak memilik air terjun, putar badanlah saya mau balik ke parkiran, eh tau-tau ternyata Pakciwa sudah menyusul, saya ngomong "balik yuk, nda usah masuk sini", Pakciwa menolak, katanya buat apa jauh-jauh kesini kalau tiba-tiba batal masuk. Ya sudah kita bayarlah tiket masuk 15K per orang (bayi dan balita masih gratis).
Penilaian saya belum berubah saat masuk, tempatnya di desain modern dengan view alam yang indah, cantik sih iya, banyak orang berfoto-foto, jadi saya belum menyadari nih, sampai saat dimana saya mencari keberadaan Pakciwa saat itu, saya telusurilah jalanan menurun yang dibuat aman, belum sadar nih arti sesungguhnya dari "The River" itu apa, ditengah jalan kami sudah berkumpul menikmati hammock yang tersedia, tapi makin terdengar aliran air, saya bertanyalah ke Pakciwa "dengar tidak itu suara air? di bawah sana ada apa ya? sungai? Turun lagi yuk" eh tau-tau Rendra mau buang air besar *iyu* saya tau diatas ada pasti ada toilet, namun di bawah juga ada bangunan yang saya curigai ada toilet juga disana, jadi kami membagi dua kelompok, saya bertiga bersama Zha dan Ausy melanjutkan perjalanan turun kebawah sembari memastikan bangunan dibawah itu apa dan apakah ada toilet disitu, sedangkan Pakciwa dan Rendra kembali keatas untuk segera ke toilet yang sudah pasti ada.
Perjalanan kami mulai, saya bertiga malah sempat foto-foto ditengah jalan lupa kalau sedang mengemban misi *halah* sampai dibangunan tersebut pun kami bertiga masih santai, lupa lagi kalau Pakciwa tidak bisa buru-buru naik keatas karena kakinya habis patah, saya cek lah itu bangunan, saya mencoba membuka pintunya dan ternyata terkunci, tapi saya penasaran kok banyak pipa, mungkin ada toilet tapi untuk privat bagi pemilik villa saja, eh ternyataaaaa dibelakangnya berderet rapi dan bersih toilet ada 3 atau 4 pintu yang terbuka semua, Happy! berteriaklah saya memanggil Pakciwa kalau dibawah sini ada toilet, saya tugaskanlah Zha untuk cek ada air apa tidak, ternyata ada, saya penasaran dan cek langsung iya toilet aman dan ada air. Dengan helaan nafas panjang berakhirlah drama buang air Rendra dengan aman dan bersih. Tak lupa saya sebagai duta semprot-semprot disinfektan di keluarga, saya semprotlah toilet yang sudah kami pakai serta semprot juga ke seluruh tubuh masing-masing. aman bismillah.
Harusnya tulisan ini judulnya mencari toilet saja sudah cukup sih *hahahaha*
Next... menuntuskan rasa penasaran berikutnya, suara aliran sungai yang ada dibawah, perjalanannya mulai curam tak aman karena yang aman hanya sampai bangunan toilet saja, tapi semakin jauh perjalanan maka tempat yang dituju akan semkin indah bukan? *azzzieeeek*
dan ternyata ada sungaiiiiii bersiiiiiih dingiiiiiin, Masya Allah indah sekaliiiii, tanpa sadar saya baru *ngeh* dengan nama tempatnya THE RIVER yang jika artikan kedalam Bahasa Indonesia ya artinya sungai, saya aja sih yang bego hahahahha
Berjam-jam kamis habiskan disungai itu, bermain cipratan air, setengah basah karena masih malas basah kuyup *apasih* Rendra sang anak penakut malah tak mau pulang dan keasyikan main air, kalau bukan mau magrib mungkin akan lebih lama kami berada disitu, mana hanya ada kami lagi yang disungai itu, tuntaslah keinginanku bermain air sungai di Malino. Alhamdulillah
Jadi buat kalian yang butuh tempat modern di tengah hutan dengan suasana alami, The River Malino pilihan yang tetap, nah buat pengunjung semoga kalian tetap menjaga kebersihan yaa biar tempat ini selalu nyaman untuk dikunjungi.
Sudah satu tahun delapan bulan lamanya kita berada pada masa pandemi, syukur alhamdulillah angka pandemi berangsur menurun, semoga bumi segera pulih, aamiin.
Bukan mengesampingkan pandemi, namun saat berita mengeluarkan secercah cahaya yang indah bahwa angka pandemi covid berangsur turun, maka fikiran akan jauh melayang dan ingin segera bertamasaya, berbekal protokol kesehatan meluncurlah kami ke Malino.
Wisata lokal menjadi pilihan terbesar, saat mengunjungi Kota Malino beberapa saat lalu Pakciwa sempat mengobrol dengan pemilik Rumah Makan Sedap tempat kami singgah untuk makan siang, Beliau mengutarakan baru minggu ini (saat kami berkunjung kala itu) Malino seramai ini, semenjak pandemi bisa dikatakan Kota Malino sunyi pengunjung untuk berwisata.
Selesai makan siang, kami melanjutkan perjalanan menuju Bamboo Park Malino, letaknya di Kawasan Batu Lapisi, Saat itu kami memilih belok kiri di Hutan Pinus, lebih akuratnya bisa menggunakan google maps.
Tak jauh dari belokan kami sudah tiba, cukup curam dan sunyi, masuk ke Kawasan Bamboo Park Malino dikenai biaya 5K per orang, dan sudah bebas untuk eksplore kawasan tersebut, tidak banyak yang perlu di eksplore tapi cukup menyenangkan, di Bamboo Park juga menyediakan fasilitas penginapan dengan tarif 150K permalamnya tapi saya kurang jelas apa rate ini untuk perkamar atau per bangunan, untuk makan, bisa menggunakan dapur umum yang telah disediakan.
Toilet umum |
Penginapan |
View dari atas |
View dari atas penginapan |
Dapur umum |
View dari tepi tebing |
Kawasan Bamboo Park Malino ini sangat cocok untuk beristirahat sejenak, udaranya sejuk dingin, suasananya tentram, adeeeem.....jadi jika baru masuk ke Kota Malino dan ingin selonjoran bisalah melipir ke kawan ini lebih dulu tapi dengan catatan perutnya sudah kenyang.
Setelah selonjoran dibale-bale yang disediakan kita bisa mencoba naik rakit mini yang sediakan, atau bermain air terjun mini yang letaknya berdekatan, tantangannya sih karena kami membawa satu anak pra remaja, satu anak balita dan satu anak bayi, yah harus extra sabar dan pelan, karena tempatnya agak curam maka anak balita perlu ekstra penjagaan, mana bisalah lari kesana kemari, tempatnya berundak-undak.
Bermain rakit |
Senang rasanya bisa sejenak menghirup udara sejuk dan jauh dari hiruk pikuk kota dan ramainya lalu lintas di perkotaan.