“Akhirnya saya
menyusuri sungai Tello yang aliran sungainya saya lihat sejak kecil karena berada dibelakang rumah nenek saya”
Minggu kemarin saya dan keluarga akhirnya kesampaian untuk
mengunjungi pulau lakkang, sibuk kasak kusuk akhirnya bisa berangkat dari rumah
ke dermaga jam 10 pagi. Mari kita rinci perjalanan kemarin.
Dermaga Kera-Kera |
Kemarin itu kami menuju dermaga kera-kera (pengucapannya
dengan huru “E” yang kasar) yang terletak didalam kawasan Universitas
Hasanuddin, melewati beberapa fakultas dan masuk ke sebuah perkampungan yang
namanya kera-kera, untuk menuju dermaganya hanya muat untuk 1 mobil jadi kalau
berpapasan dengan mobil dari arah sebaliknya entah siapa yang akan mengalah
duluan. Sebenarnya banyak dermaga yang bisa kita pilih untuk menyebrang ke
Pulau Lakkang ini ya salah satunya di dermaga kera-kera.
Sampai di dermaga ternyata sudah banyak penumpang yang
menunggu untuk diberangkatkan, ketika kapal full maka akan segera berangkat dan
tak butuh waktu lama untuk menunggu jika kalian berangkatnya di pagi hari. Perjalanan
menyusuri sungai pun dimulai, saya agak bingung kita dimana sebenarnya saat
disungai karena saya mendapati pesan singkat si donat buy 6 get 6 yang biasanya
masuk ketika saya melewati m’tos, saat sampai disana saya bertanya sama
penduduk disana dan benar saja tadi itu kami berada di aliran sungai yang ada
di m’tos (jembatan tello).
Perjalanan kurang lebih 20 menit untuk menyusuri Sungai
Tello ke Sungai Tallo, Lakkang berada di Kelurahan Lakkang, Kecamatan Tallo, sampai
disana matahari sedang lucu-lucunya, lama menunggu rombongan dikapal berikutnya
kami habiskan di Puskesmas Lakkang, rumah-rumah penduduk disana mayoritas rumah
panggung, dan sebagian besar mata pencaharian mereka adalah bersawah dan
membudidayakan ikan air tawar di empang mereka, disana banyak sekali
petak-petak sawah dan empang ikan.
Hingga makan siang tiba, waktu hanya kami habiskan di 2
rumah yang kami datangi untuk bersilaturahmi, sampai hujan deraspun turun dan
tak berhenti hingga sore hari saat kami sudah ingin pulang.
Membaca di Perpustakaan Dermaga |
Sayangnya tak sempat mengunjungi bunker peninggalan jepang
walau lokasinya sangat dekat, sempat berboncongan pakciwa ditemani rintik hujan
untuk mengelilingi Pulau Lakkang namun karena hujan tak sempatlah kami eksplore
dengan jalan kaki ke bunker tersebut, kami akan segera kembali karena kami
sangat ingin melihat bunker tersebut.
Penduduk disana cuman bilang kalau bunker itu hanya tempat
biasa bagi mereka dan tempat mereka bermain-main ketika kecil namun sekarang
kurang terawat cenderung di cuekin bahkan sudah banguni beberapa rumah oleh
penduduk setempat. Mereka heran mengapa kami sangat ingin melihat bunker yang
sudah nyaris tertimbun itu, mereka pun bilang “bunker itu hanya bagus karena
muncul di televisi padahal aslinya ya begini”. Ahahahaha pokoknya we will back
soon!
suasana kapal sederhana yang bisa memuat motor |
Gegara tulisan ini, saya jadi lihat Google Maps. Ternyata ada pulau di tengah kota Makassar.
BalasHapusvickyfahmi.com
hai mba Vicky Laurentina..iya benar mba :)
Hapus